Komponen-Komponen dalam Pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang
esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Perpaduan antara
keharmonisan dan keseimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan,
pada tahap operasional sangat menentukan keberhasilan pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Sistem-sistem tersebut terdiri atas instrumental input, raw input, input, process, output, environmental, dan outcomes.
Masing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara
bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.
Namun, pada pembahasan ini –sebagai tugas pada Mata Kuliah Pengantar
Pendidikan– komponen-komponen tersebut diidentifikasikan pada sistem
pendidikan yang berupa input, process, environmental, dan output.
A. Input Pada Sistem Pendidikan
Input pada sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu input mentah (raw input), input alat (instrumental input), dan input lingkungan (environmental input). Masukan mentah (raw input) akan diproses menjadi tamatan (output) dan input pokok dalam sistem pendidikan adalah dasar pendidikan, tujuan pendidikan, dan anak didik atau peserta didik.
1. Dasar Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan anak didik
dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya, diselenggarakan
guna mencapai tujuan pendidikan dengan senantiasa didasari oleh
nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian disebut sebagai
dasar pendidikan.
2. Tujuan Pendidikan
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi
penting di antara komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan
bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan
semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan
tersebut. Dengan tujuan pendidikan diharapkan terbentuknya manusia yang
utuh dengan memperhatikan aspek jasmani dan rohani, aspek diri
(individualitas) dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor, serta segi serba keterhubungan manusia dengan dirinya
(konsentris), dengan lingkungan sosial dan alamnya (horizontal), dan
dengan Tuhannya (vertikal).
3.Anak didik (Peserta Didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik (tanpa
pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui
keberadaannya dan ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara
terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai
sepanjang hidupnya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh
pendidik adalah:
- Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
- Individu yang sedang berkembang.
- Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
- Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
B. Process Pada Sistem Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas
komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain
saling bergantung.
Adapun komponen-komponen yang saling berkesinambungan pada proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1.Pendidik dan Non Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing.
Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar berkewajiban untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada murid, sedangkan pendidik tidak
hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran, tetapi juga
membentuk kepribadian anak didik.
Non pendidik yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, BAB 1
Ketentuan Umum). Atau juga bisa diartikan merupakan tenaga yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (1)).
2.Kurikulum (Materi Pendidikan)
Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum
karena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun secara
sistematika guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lester D. Crow
dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap
anak menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu
kurikulum dengan anak didik adalah sebagai berikut:
- Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
- Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
- Anak hendaknya didorong untuk belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadar menerima pasif apa yang dilakukan oleh guru.
- Materi yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka.
3. Prasarana dan Sarana
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana pendidikan adalah
segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses
pendidikan. Prasarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam
peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru dan murid
untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan dan sarana pendidikan dapat
juga diartikan segala macam peralatan yang digunakan guru untuk
memudahkan penyampaian materi pelajaran.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi
masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian
(mempelajari) materi pelajaran”, sedangkan prasarana pendidikan untuk
“memudahkan penyelenggaraan pendidikan”.
4. Administrasi
Administrasi pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan
penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di
sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi
pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran, pembukuan, dan
pemeriksaan.
5. Anggaran
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci.
Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang
disusun secara terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana
bagi suatu periode tertentu.
C. Enviromental Pada Sistem Pendidikan
Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di
sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses
pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi proses
pendidikan tersebut, yaitu:
- Lingkungan keluarga.
- Lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan.
- Lingkungan masyarakat.
- Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
- Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
- Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
- Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar.
- Lingkungan keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.
- Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau melaksanakan pendidikan.
D. Output Pada sistem Pendidikan
Output pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses yang
terjadi di dalam sistem pendidikan. Adapun output pada sistem pendidikan
adalah:
1. Lulusan (Tamatan)
Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses pendidikan agar sesuai
dengan tujuan pendidikan tersebut. Diharapkan lulusan yang dihasilkan
dapat memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya, lingkungan, dan
Tuhannya. Setidaknya, lulusan tersebut dapat mentransformasikan
(mengembangkan dan melestarikan) budaya yang ada di lingkungan,
kepribadiannya dapat terbentuk dengan baik, menjadi warga negara yang
baik yang didasarkan atas landasan-landasan pendidikan, serta mampu
bersaing di dunia kerja.
Jika proses yang terjadi di dalam komponen-komponen pendidikan yang
sudah dijelaskan di atas berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan maka
hasil lulusan tersebut pun akan baik. Oleh sebab itu, proses
berkesinambungan dari komponen-komponen pendidikan menentukan hasil
nyata dari pendidikan tersebut yang didasarkan kepada tujuan dan dasar
pendidikan.
2. Putus Sekolah
Kadang kala proses komponen-komponen pendidikan yang terjadi tidak
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebab adanya hambatan yang ada
pada komponen-komponen tersebut sehingga peserta didik yang menjadi
input dalam sistem pendidikan akan berhenti untuk melangsungkan
pendidikannya (putus sekolah). Dengan kata lain, putus sekolah
disebabkan oleh berbagai macam faktor hambatan pendidikan, baik dari
diri peserta didik, proses pendidikan yang terjadi, maupun lingkungan
sekitar pendidikan.
Komponen-komponen pendidikan yang telah dijelaskan berinteraksi secara
berkesinambungan saling melengkapi dalam sebuah proses pendidikan guna
mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan pada hakikatnya adalah
interaksi komponen tersebut dalam sebuah proses pencarian, pembentukan,
dan pengembangan sikap serta perilaku anak didik hingga mencapai batas
optimal (Mahmud, 2009: 87).
Sistem pendidikan tersebut secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar