Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Urgensi dan makna
Psikologi Agama”
Makalah ini berisikan tentang defenisi psikologi,Agama,ruang lingkup,dan
manfaat mempelajarinya,atau yang lebih khususnya membahas tentang “Pengertian
Psikologi Agama,Ruang lingkup Psikologi Agama,Manfaat Psikologi Agama”
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
psikologi dan agama, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu Saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Bangko, 016 Maret 2015
i
Kata Pengantar................................................................................................................. i
Daftar IsI........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang masalah..................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Psikologi Agama...................................................................................2
2.
Ruang lingkup Psikologi Agama................................................................................4
3.
Sejarah Psikologi Agama.........................................................................................6
4.
Urgensi Psikologi Agama...............................................................................................6
5.
Manfaat Psikologi Agama.......................................................................................7
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan................................................................................................ ....................9
2.
Kritik dan Saran.............................................................................................................9
3. Daftar
pustaka .........................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi,
kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh
manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut
agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang
mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon
pertolongan. Sehingga keseimbagan manusia dilandasi kepercayan beragama. sikap
orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuaan akan beragama
tertanam dalam dirinya. Kesetabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah
laku keagamaan seseorang, bukanlah kesetabilan yang statis. adanya perubahan
itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan
mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki
persepektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.
Untuk menjawab semua persoalan-persoalan yang berhubungan dengan keyakinan
itulah, maka ilmu jiwa agama perlu meneliti dan menelaah kehidupan beragama
pada seseorang dan mempengaruhi berapa besar pengaruh keyakinan agama tersebut
dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Psikologi agama
sangat berpengaruh dan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan
tersebut.
Dalam hal ini akan dijelaskan bagaimana pengertian psikologi agama yang
akan dibahas dalam makalah ini. Penulis berharap ada tujuan akhir yang akan
dicapai dalam mempelajari psikologi agama sehingga makalah ini bermanfaat dalam
memahami psikologi agama. Penulis juga bertujuan mengajak para pembaca untuk
memahami agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Belajar psikologi agama tidak untuk membuktikan agama mana yang paling
benar, tapi hakekat agama dalam hubungan manusia dengan kejiwaannya, bagaimana
prilaku dan kepribadiannya mencerminkan keyakinannnya.
Mengapa manusia ada yang percaya Tuhan ada yang tidak, apakah ketidak
percayaan ini timbul akibat pemikiran yang ilmiah atau sekedar naluri akibat
terjangan cobaan hidup, dan pengalaman hidupnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Psikologi Agama
1. Pengertian
Psikologi
Psikologi
berasal dari perkataan yunani psyce yang artinya jiwa, dan logos yang artinya
ilmu. Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (
ilmu jiwa ). Secara umum, psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah
laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia.
Psikologi Menurut Beberapa Ahli:
·
Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa bahwa Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
·
Menurut plato dan Aristoteles Psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari teentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai
akhir. \
·
Menurut Clifford T. Morgan Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
·
Menurut H. Sumardi, MSI Psikologi adalah ilmu yang
meneliti dan mempelajari sikap serta tingkah laku manusia sebagai gambaran dari
gejala jiwa yang berada di belakangnya.
·
Menurut Ricard H. Thouless Psikologi adalah ilmu
tentang tingkah laku pengalaman manusia.
·
Menurut Jalaluddin Psikologi adalah imu yang
mempalajari gejala jiwa manusia yanng normal, dewasa, dan beradab.
2. Pengertian Agama
Agama
sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Banyak
para ahli yang berpendapat tentang arti agama, diantaranya :
·
Menurut Harun Nassution, arti agama berdasarkan asal
kata, yaitu al-din, religi ( relege, religare ) dan agama. Dalam bahasa semit
al-Din berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab, Agama ( Ad-din )
artinya
2
·
hukum, ikatan, dan peraturan. Dalam bahasa latin kata
religi ( relege ) berarti mengumpulkan dan membaca ;yang kemudian menjadi kata
religare yang berarti mengikat.
·
Agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipenuhi
manusia. Ikatan adalah kekuatan yang lebih tinggi dari manusia yang tidak dapat
ditangkap keduanya, namun mampu mewarnai kehidupan.
·
Menurut Harun Nassution, Agama harus mempunyai 4 aspek
yaitu : (1). Kekuatan gaib (2). Keyakinan terhadap kekuatan gaib (3). Respon
(4). Paham adanya yang kudus.
·
Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa
agama berpusat pada Tuhan atau Dewa- Dewa sebagai ukuran yang menentukan yang
tak boleh diabaikan ( keyakinan tentang dunia lain ). Ia mendefinisikan agama
adalah sikap /cara penyesuaian diri terhadap dunia yang mencangkup acuan yang
menunjukkan ingkungan lebih luas daripada dunia fiisik yang terikat ruang dan
waktu—the spatio-temporal physical world ( dunia spiritual ).
3. Pengertian
Psikologi Agama
Psikologi
agama terdiri dari dua paduan kata, yakni psikologi dan agama. Kedua kata ini
mempunyai makna yang berbeda. Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab. (Jalaluddin, 1979: 77).
Sedangkan agama memiliki sangkut paut dengan kehidupan batin manusia. Menurut
Harun Nasution, agama berasal dari kata Al Din yang berarti undang-undang atau
hukum, religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca,
kemudian
religare berarti mengikat. Dan kata agama terdiri dari tidak, “gama”; pergi
yang berarti tetap ditempat atau diwarisi turun menurun .
Dari
definisi tersebut, psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan beragama
pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam
sikap dan tingkah laku, serta keadaaan hidup pada umumnya, selain itu juga
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut (Zakiyah darajat dikutip
oleh Jalaluddin, 2004: 15)
3
Menurut
Robert Thouless, Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan
mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan
prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan
keagamaan.
Menurut
Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama meneliti dan menelaah kehidupan
beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama
itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Selain ittu
juga mempelajaripertumbuhan dan perkembangan jiwa agma pada seseorang, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut. Psikologi agama merupakan
cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku mannusia dalam
hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam
kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing.
Dari
pengertian psikologi dan pengertian agama . dapat disimpulkan bahwa pengertian
psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari gejala – gejala kejiwaan manusia
yang berkaitan dengan pikiran , perasaan dan kehendak yang bersifat abstrak
yang mneyangkut dengan masalah yang berhubungan dengan kehidupan bathin
,manusia yang mempengaruhi perbuatan – perbuatan manusia dan menimbulkan cara
hidup manusia atau ajaran – ajaran yang diwahyukan tuhan kepada Mnusia
melalui seorang rasul.
Menurut Prof
Dr. Zakiah Daradjat. Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti
dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar
pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup
pada umumnya.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa psikologi agama, adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku makhluk hidup mengenai kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari
seberapa besar pengaru keyakinan beragama serta keadaan hidup pada umumnya.
B.
Ruang
Lingkup Psikologi Agama
Berkaitan
dengan ruang lingkup dari psikologi agama, maka ruang kajiannya adalah mencakup
kesadaran agama yang berarti bagian/ segi agama yang hadir dalam pikiran, yang
merupakan aspek mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama
4
berarti
unsur perasaan dalam kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa kepada
keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah) dengan kata lain bahwa
psikologi
agama mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat
dalam kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam hidupnya. (Jalaluddin, 2004:
17)
Dalam hal
ini psikologi agama telah dimanfaatkan dalam berbagai ruang kehidupan, misalnya
dalam bidang pendidikan, perusahaan, pengobatan, penyuluhan narapidana di LP
dan pada bidang- bidang lainnya.
Sebagai
disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasannya
tersendiri yangg dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari maslah agama
lainnya. Pernyataan Robert Thouless, memusatkan kajiannya pada agama agama yang
hidup dalam budaya suatu kelompok / masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat
pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan menggunakan psikologi.
Menurut
Zakiyah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama
mengenai:
a)
Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran
yang ikut serta dalam kehidupan beragama orang biasa ( umum ). Contoh :
perasaan tenang, pasrah dan menyerah.
b)
Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara
individual terhadap Tuhannya. Contohnya: kelegaan batin.
c)
Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh
kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati/ akhirat pada tiap-tiap orang.
d)
Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang
terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan
pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya
dalam kehidupan.
e)
Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh
penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya. Semua itu
tercangakup dalam kesadaran beragama (religious counsciousness) dan pengalaman
agama ( religious experience )
5
C.
Sejarah
Psikologi Agama
Perhatian
secara psikologis terhadap agama setua kehidupan umat manusia, sejak kesadaran
manusia tumbuh orang telah memikirkan tentang arti hidup. Perilaku manusia yang
berkaitan dengan dunia ketuhanan ternyata telah banyak menyita perhatian para
ahli dan pada abad ke-19 perhatian tersebut dilakukan secara ilmiah lewat
Psikologi Agama.
Sumber-sumber
Barat mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah modern di lapangan Psikologi Agama
dimulai sejak adanya kajian para antropolog dan sosiolog tentang agama.
Terbitnya buku The Psychology of Religion karya E.D Starbuckth tahun 1899
menjadi tanda lahirnya Psikologi Agama.
Di dunia
Timur (Islam) kajian-kajian Psikologi Agama telah banyak dilakukan dan jauh
sebelum lahirnya Psikologi Agama di Barat. Seperti terbitnya karya Ibnu Tufail
(1110-1185) Hayy Ibnu Yaqzan, al Ghazali (1059-1111) dengan karya al Munqidz
min al Dhalal dan Ihya ‘Ulum al Din dll, namun belum dikembangkan ke dalam
Psikologi Agama.
Di
Indonesia, Psikologi Agama mulai dikenal sejak tahun 1970 an. Prof.Dr.A. Mukti
Ali dan Prof.Dr.Zakiah Dradjat yang dikenal sebagai pelopor pengembangan
Psikologi Agama di lingkungan IAIN, dan terbitnya beberapa buku Psikologi
Agama.
Perkembangan
Psikologi Agama sekarang semakin pesat yang mengarah kepada ilmu Psikologi
terapan yang banyak manfaatnya dalam berbagai lembaga spt lembaga pendidikan,
penyuluhan, pembinaan masyarakat, perusahaan, rumah sakit, panti asuhan,
lembaga pemasyarakatan, dakwah dll.
D.
Urgensi
Psikologi Agama dalam Pendidikan
Education
(pendidikan) dan jiwa keagamaaan sangat terkait, karena pendidikan tanpa agama
ibaratnya bagi manusia akan pincang. Sedang jiwa keagamaan yang tanpa melalui
menegemant pendidikan yang baik, maka juga akan percuma. Dengan kata lain,
pendidikan dinilai memiliki peran penting dalam upaya menanamkan rasa keagamaan
pada seseorang.
6
1)
Pendidikan Keluarga
Perkembangan agama menurut W.H.
Clark, berjalin dengan unsur-unsur kejiwaan sehingga sulit untuk diidentifikasikan
secara jelas, karenaa masalah yang menyangkut kejiwaan, manusia demikian rumit
dan kompleksnya. Namun demikian, melalui fungsi-fungsi jiwa yang masih sangat
sederhana tersebut, agama terjalin dan
terlibat didalamnya. Melalui jalinan unsur-unsur dan
tenaga kejiwaan ini pulalah agama itu bekembang (W.H. Clark, 1964: 4).
2)
Pendidikan Kelembagaan
Pendidikan agama di lembaga
pendidikan bagaimanapun akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan
pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung
pada berbgai faktor yang dapat memotivasi nak untuk memahami nilai-nilai agama.
Sebab, pendidikan agama pada hakikatnya merupakan pendidikan nilai.
Oleh karena itu, pendidikan agama
lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan
tuntunan agama. Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa
keagamaan pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama di
lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak
menerima pendidikan agama dalam keluarga.
3)
Pendidikan Masyarakat
Masyarakat merupakan lapangan
pendidikan yang ketiga. Peran psikologi agama dalam lembaga ini adalah memupuk
jiwa keagamaan karenma masyarakat akan memberi dampak dalam pembentukan pertumbuhan
baik fidik maupub psikis. Yang mana pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur
hidup. Sehingga sangat besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa
keagamaan sebagai bagian dari aspek kepribadian yang terintegrasi dalam
pertumbuhan psikis.
E.
Manfaat
Psikologi Agama
Diantara
kegunaan psikologi agama yaitu sejalan dengan ruang lingkup kajiannya telah
banyak memberi sumbangan dalam memecahkan persoalan kehidupan manusia kaitannya
dengan agama yang dianutnya.
7
Perasaan
keagamaan itu dapat mempengaruhi ketentraman batinnya baik konflik itu terjadi
pada diri seseorang hingga ia menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya
maupun tidak.
Psikologi
agama dapat di manfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan seperti dalam
bidang pendidikan, psikoterapi dan dalam lapangan lain dalam kehidupan,di
bidang industri, psikologi juga dapat dimanfaatkan,misalnya, adanya ceramah
agama islam guna untuk menyadarkan para buruh dari perbuatan yang tak terpuji
dan merugikan perusahaan.
Dalam banyak
kasus, pendekatan psikologi agama, baik langsung maupun tidak langsung dapat
digunakan untuk membangkitkan perasaan dan kesadaran beragama. selain itu dalam
pendidikan psikologi agama dapat difungsikan pada pembinaan moral dan mental
keagamaan peserta didik.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi agama yang memepelajari rasa agama dan perkembangannya mempunyai
peranan yang saling korelatif dalam pendidikan agama islam. Pendidikan islam
sebagi sebuah upaya penyadaran terhadap umat islam akan lebih mudah diterima
oleh masyarakat. Pertumbuhan rasa agama akan semakin meningkat dan juga bisa
dihubungkan dengan kondisi di sekitarnya, baik sosial,ekonomi, politik hukum
dan sebagainya. Peran psikologi agama dalam pendidikan islam lebih memudahkan pemahaman
masyarakat dalam menelaah agama secara komprehensif. Agama tidak dipandang
hanya sebagi kebutuhan orang-orang tertentu, tapi agama memang menjadi
kebutuhan stiap pribadi seseorang yang menjadikan perkembangan pribadi secara
psikisnya. Proses penyadaran dan perubahan untuk meningkatkan nilai jiwa
keagamaan pun akan mudah di kembangkan. Perkembangan kejiwaan seseorang adalah
sebuah bentuk kewajaran dan pasti terjadi dalam diri seseorang. Oleh karena itu
pendidikan merupakan suatu keniscayaan dalam mengarahkan proses perkembangan
kejiwaan. Terlebih lagi dalam lembaga pendidikan islam, tentu akan mempengaruhi
bagi pembentukan jiwa keagamaan. Jiwa keagamaan ini perlu ditanamkan pada anak
sejak usia dini.
Kritik Dan Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
9
DAFTAR
PUSTAKA
Rahmad,
Jalaludin. 1996. Psikologi Agama. (Edisi Revisi). Penerbit Putra Utama:
Jakarta.
Rahmad,
Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama (sebuah pengantar). Penerbit: Mizan media
buku utama, Jakarta.
Abu Bakar, Muhammad.
1981. Pedoman Pendidikan dan Pengajaran. Usaha Nasional: Surabaya.
Awwad,
Jaudah Muhammad. 1995. Mendidik Anak Secara Islam. Gema Insani Press: Jakarta.
Quraish
Shihab. 1992. Membumikan al Qur`an Bandung: Mizan,
Sururin,
M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
H.
Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
H.
Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta: Radar Jaya, 2009
10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar